Jumat, 29 Desember 2017

Begini Sosok Ustaz Abdul Somad di Mata Mahasiswanya


Ustaz Abdul Somad


PEKANBARU (CAKAPLAH) - Selain dikenal sebagai penceramah tersohor Indonesia dan diterima masyarakat Malaysia, Ustaz Abdul Somad sehari-hari berprofesi sebagai pendidik di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau.

Di mata mahasiswanya, ustaz yang akrab disapa UAS ini adalah sosok yang tegas dan sangat disiplin.

Salah seorang mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin, Zul Ihsan Ma'arif, mengatakan selama menjadi mahasiswa UAS, dirinya merasa sangat bangga.

"Beliau adalah sosok yang sangat tegas dan disiplin. Beliau sangat pandai menarik hati mahasiswa. Beliau juga sangat suka bercanda," ungkapnya.

Ia menjelaskan UAS adalah sosok yang sangat disiplin. "Jika ada jam mengajar pada jam 07.00, beliau sudah pasti datang sebelum jam 07.00 WIB. Tak pernah beliau itu telat. Kedisiplinannya itu yang kami salutkan," terangnya.

Ia juga mengaku sangat miris dengan sejumlah kalangan yang menghujat Ustaz Abdul Somad. "Saya yakin mereka belum mengenal Ustaz dengan sepenuhnya. Kalau saja mereka mengenal ustaz, pasti pandangan mereka semua berubah. Jangan menjudge secara sembarangan, seorang ustaz penyebar kebaikan malah dihujat di sana-sini," ungkapnya.

Dikatakan Zul, walaupun sudah menjadi mahasiswa dan sering diajar di kelas oleh ustaz, namun mahasiswanya selalu berebut untuk berfoto. "Meski beliau saat ini sudah terkenal, tapi tak ada yang berubah sedikitpun. Beliau tetap Ustad kami yang santun dan rendah hati," ungkapnya.

Sementara itu, Hanif Muis Mahmud, salah seorang mahasiswa Fakultas Psikologi UIN mengaku sudah mengenal sosok UAS sejak tahun 2015 yang bersama-sama dan aktif bersama untuk agenda dakwah luar masjid.

"Agak sulit saya menuliskan betapa mulianya kepribadian beliau. Alim, sederhana, tawadhu, Ikhlas dan juga dakwah tak tebang pilih," ujarnya.

Ia menjelaskan meski dirinya tak langsung menjadi mahasiswa UAS di dalam kelas, namun berbagai ilmu bisa didapatkannya di Fakultas Ushuluddin dengan metode Listening, Talaqqi ataupun bergabung ke Halaqah Mahasiswa-Mahasiswa Ushuluddin.

"Saya suka mencari guru, guru yang tak hanya mengajar tapi mendidik dan membimbing. Ada beberapa dosen di Ushuluddin yang sangat saya hormati, seperti Ustaz Iskandar Alex Arnel, Ustaz Saleh Nur, dan juga Ustaz Abdul Somad," jelasnya.

Dikatakannya, selain alim UAS sangat tawaddu, mengajar buat mereka tak dibatasi oleh ruang dan waktu. "Tak jarang kami berdiskusi sampai larut malam, bahkan sampai adzan subuh," ungkapnya.

Dikatakan Abdul sudah rahasia umum, beberapa dosen tidak ingin diganggu ketika jam dinas di kampus usai. Tapi UAS sangat berbeda. "Pernah beberapa kali saya chat pukul 23.00 WIB sampai pukul 02.00 dini hari, untuk bertanya perihal masalah tertentu terutama berkaitan dengan masalah agama, responnya selalu cepat, dalam hati saya bertanya tidakkah engkau tidur duhai Ustaz?," ujarnya.

Lanjut Abdul, Ustaz Abdul Somad adalah seorang dosen, sekaligus ulama dengan jadwal yang padat, tubuh beliau saja yang kurus tapi energi yang ada di dalam sungguh luar biasa besar.

"Tidurmu tak nyenyak, tubuhmu kurus engkau gelisah memikirkan umat, jiwa ragamu telah engkau wakafkan untuk agama ini," ungkapnya mengakhiri pembicaraan dengan CAKAPLAH.COM.

Ustad ABDUL SOMAD: THE PHENOMENON

Oleh: DR. Moeflich Hasbullah
(Pakar Sejarah Islam, Dosen UIN Sunan Gunung Djati)

Lelaki muda Riau kurus ini, kini sudah jadi fenomena. Fenomena dalam gerakan Islam Indonesia kontemporer. Bisa dikatakan, ia fenomena baru pasca Habib Rizieq. Bedanya, Rizieq pemimpin pergerakan (FPI) dan penggerak massa, Abdul Somad pendakwah, da’i, mubaligh. Kedua-duanya ulama berkharisma. Rizieq seorang habib, Abdul Somad bukan. Dua-duanya berwatak keras, bersuara lantang, ucapannya tegas dan wawasan keislamannya luas. Kelebihan Abdul Somad dari Rizieq adalah penguasaan sumber kitab-kitab klasiknya lebih lengkap.

Dalam diri Abdul Somad, banyak kelebihan yang merupakan gabungan dari beberapa sosok ulama-mubaligh masyhur di Indonesia. Lebih dari KH. Zainuddin MZ, Abdul Somad menguasai sumber-sumber klasik Islam atau kitab kuning sebagai sumber keilmuan dakwahnya. Bila Zainuddin MZ hafal membacakan teks Arab dakwahnya, Abdul Somad dengan nama kitabnya, nama pengarangnya, teks kalimatnya dan konteks kitab yang dikutipnya itu. Dan dalam penyebutan itu, ia hampir tidak pernah ada jeda berpikir dulu, daya ingatnya luar biasa, informasi sumber kitab langsung mengalir dari ingatannya. Kalangan ulama, kyai, habaib, ustadz dan mubaligh angkat topi atas penguasaan sumber-sumber kitab klasiknya, semuanya hormat.

Yang unik dari Abdul Somad adalah hubungannya dengan NU. Dia orang NU tapi tidak seperti ulama-ulama NU lainnya yang umumnya berseberangan dengan mainstream atau dengan umat di luar NU. Pikiran Abdul Somad tidak mewakili NU tapi mewakili independensi keilmuan dirinya dan umat Islam. Abdul Somad orang NU tapi membenarkan khilafah dengan dasar kutipan kitabnya yang kuat dan juga simpatik pada Erdogan, bahkan mengidolakannya, yang rata-rata orang NU tidak suka.

Bila dikelompokkan dengan ulama NU lainnya, mungkin ia sejalur dengan KH. Hasyim Muzadi yang ketegasannya sama. Suara keduanya mewakili umat Islam bukan hanya mewakili NU, tapi di NU tetap diterima. Hasyim di jajaran ulama senior, Abdul Somad yunior.

Di kalangan para habib NU, Abdul Somad juga diterima karena kedalaman ilmunya. Ia diundang ke halaqah habaib NU diberi kesempatan bicara yang menunjukkan ke NU-an Somad dan sebelumnya dengan takzim mencium tangan Habib Umar bin Hafidz dan Habib Luthfi Yahya yang kharismatik.

Mungkin Abdul Somad lebih mewakili NU garis lurus bersama Gus Nur tapi beda popularitas, wawasan dan kematangan emosi. Kematangan emosinya Somad bahkan jauh dibandingkan dengan Ketua PBNU sendiri, Aqil Siraj. Tak heran, sebagian kalangan NU ada yang mengharapkan Abdul Somad memimpin NU menggantikan Aqil Siraj. Prediksi saya, bila itu terwujud, citra NU di masyarakat Muslim non NU akan jauh membaik yang selama ini seolah selalu menempatkan diri harus selalu berseberangan dengan gairah keislaman baru yang sedang berkembang.

Di luar NU, Abdul Somad juga pernah sowan ke Amien Rais di Yogyakarta yang merepresentasikan pemimpin senior Muhammadiyah, profesor dan cendekiawan Muslim senior yang tetap konsisten di sayap kritis atas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan tawadhu dan pengakuan, kepada Prof. Amien Rais, Abdul Somad meminta nasehat dan Amien Rais pun memberinya nasehat agar Abdul Somad berhat-hati untuk tidak menjadi ulama yang datang ke penguasa dan mengetuk-ngetuk pintu istana.

Bukan mustahil, sarjana alumni Mesir dan Maroko yang kurus, cerdas, tegas, berilmu dan independen ini, akan menjadi pemimpin alternatif Islam Indonesia masa depan yang diterima semua golongan. Sosoknya jarang ada pada ulama-ulama lain yang selama ini dikenal. Ceramah-ceramahnya padat ilmu dan humor-humornya segar. Ia tegas tapi fleksibel, militan tapi juga kultural.

Dalam diri Abdul Somad ada kultur NU, ada kemajuan Muhammadiyah, ada nahyi munkar FPI, ada aspirasi para habib, ada penerimaan pada khilafah bahkan ada nuansa salafi-wahabi. Lengkap sudah ulama yang satu ini dan, sekali lagi, bukan mustahil, inilah sosok pemimpin Islam Indonesia masa depan yang selama ini sulit dicari!!

Wallahu ‘alam.

Kisah Syekh Silau Laut, Ulama Besar Kakek Ustadz Abdul Somad

Kisah Syekh Silau Laut, Ulama Besar Kakek Ustadz Abdul Somad 

Jumat, 29/12/2017 | 13:41

PEKANBARU, RIAUSATU.COM - Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah bijak ini dinilai tepat menggambarkan eksistensi Ustadz Abdul Somad dalam menghidupkan dakwah di Indonesia.

Pepatah di atas ingin menegaskan bahwa sifat dan perilaku orang tua sangat memengaruhi karakter sang anak. Publik di Tanah Air mengenal Abdul Somad berkat ceramahnya yang lugas, sederhana namun sarat hikmah.

Banyak warga muslim menaruh perhatian padanya. Bukan cuma muslim Indonesia, Negara tetangga juga banyak mengagumi ulama kelahiran Asahan, Sumatera Utara ini.

Di balik ketinggian ilmunya itu, ternyata Ustadz Abdul Somad terlahir dari keturunan seorang ulama besar, yaitu Tuan Syekh Silau Laut. Siapa sebenarnya Tuan Syekh Silau Laut? 

Tulisan berikut, seperti dikutip dari sindonews.com, akan mengulas sejarah dan kisah Tuan Syeikh Silau Laut yang merupakan kakek dari ulama yang mengajar dan berkiprah di Riau itu.

Tuan Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara. Berdasarkan catatan riwayat Silau Laut yang dipublish di http://omtato.blogspot.co.id, Syeikh Silau Laut dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah.

Ayahnya bernama Nakhoda Alang bin Nakhoda Ismail, keturunan dari Tuk Angku Mudik Tampang keturunan dari Tuk Angku Batuah yang berasal dari daerah Rao (perbatasan Mandailing Natal dengan Sumatera Barat). Gelar ‘nakhoda’ di awal nama ayahnya itu profesinya sebagai Nakhoda di sebuah kapal tongkang miliknya sendiri. Kapal itu digunakannya untuk membawa barang-barang dagangan antarpulau bahkan Malaya (Malaysia).

Ibunya bernama Naerat berasal dari Kampung Rantau Panjang (Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang, Sumatera Utara). Beliau adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yaitu: Abas, Siti Jenab, Abdurrahan, Abdurrahim.

Sejak kecilnya, Abdurrahman dikenal memiliki sifat pemberani, berkemauan keras, pendiam, cerdas, dan tekun belajar. Ketika berumur 6 tahun, orang tuanya memasukkan belajar mengaji pada salah seorang guru di Kampung Lalang Batubara.

Saat itu pribadinya mulai nampak sebagai ciri-ciri anak yang saleh. Sebab selain belajar agama dan mengaji, ia sering pula berkhalwat (mengasingkan diri untuk berzikir mengingat Allah Tuhan Maha Pencipta). Ia suka berkhalwat sejak usia 15 tahun.

Setelah menginjak dewasa sekitar 17 tahun, Abdurrahman ingin memperdalam ilmu Islam. Dengan memohon izin kepada kedua orang tuanya, ia pun pergi merantau ke daerah asal para pendahulunya di Minangkabau tepatnya di Bukittinggi.

Di sana, ia berguru kepada seorang ulama yang cukup dikenal ketika itu bernama Syekh Jambek. Di samping ia memelajari ilmu-ilmu syari'at dan ilmu fiqih, Abdurrahman lebih menekuni ilmu hakikat yaitu tauhid dan tasawuf.

Tak hanya ilmu syariat, Tuan Syekh Silau Laut saat remajanya juga meminati ilmu beladiri (silat). Untuk memelajari ilmu bela diri ini, ia belajar kepada salah seorang ahli beladiri yang cukup dikenal di tanah Minangkabau bernama Tuk Angku Di Lintau.

Dalam usahanya untuk membekali dirinya dengan ilmu bermanfaat, Syekh Silau Laut juga belajar ke Aceh, namun belum diketahui daerah dan gurunya tempat ia belajar.

Saat usia remaja itu, Syekh Silau Laut merasa masih kurang puas dengan ilmu yang dimilikinya. Tidak lama setelah ia pulang dari Minangkabau dan Aceh, salah seorang Pakciknya bergelar Panglima Putih membawanya merantau ke negeri Fathani (Thailand). Atas restu kedua orang tuanya, ia pun berangkat untuk menambah ilmu Agama Islam.

Di dalam pelayarannya, Abdurrahman muda (Syekh Silau Laut) menunjukkan kemahirannya dalam ilmu silat kepada para penumpang kapal. Ia tidak mengetahui kalau di antara mereka ada rombongan Sultan Kedah yang akan pulang ke negerinya.

Di Negeri Fathani, Abdurrahman muda belajar kepada salah seorang ulama yang cukup dikenal. Ulama ini bernama Syekh Wan Mustafa dan anaknya bernama Syekh Daud Fathani.

Selama berada di sana, Abdurrahman lebih banyak belajar ilmu tauhid, ilmu tasawuf, dan ilmu hikmah/ketabiban. Di samping belajar, ia ditugaskan gurunya pula untuk mengajar.

Ketika berada di Fathani, ia didatangi utusan dari Kedah dengan maksud mengundangnya datang ke negeri Kedah. Alasannya, Sultan Kedah ingin melihat kemahirannya dalam ilmu silat di hadapan Hulubalang, prajurit, dan rakyat negeri Kedah.

Abdurrahman muda pun memenuhi undangan itu dengan terlebih dahulu memohon restu dari gurunya. Sesampainya di negeri Kedah, sesudah beberapa hari lamanya diadakanlah acara perang tanding untuk memilih kepala hulu balang kesultanan Kedah.

Abdurrahman yang sengaja diundang untuk perang tanding tersebut, berhadapan dengan Panglima Elang Panas yang berasal dari Siam. Dengan kuasa dan izin Allah, Abdurrahman muda menang dalam perang tanding tersebut.

Lalu, Sultan Kedah pun menawarkannya untuk menjadi Kepala Hulubalang Kesultanan Kedah. Abdurrahman menerima tawaran itu, kemudian ia dinobatkan dan menjabat selama 7 tahun berturut-turut.

Menurut riwayat, beliau menerima gaji 60 Ringgit setiap bulannya. Dalam perantauannya di Fathani dan Kedah, beliau sempat pula belajar di Kelantan.

Abdurrahman menyadari bahwa cita-citanya semula adalah untuk menjadi seorang ulama yang akan mengembangkan agama Islam dan mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat negerinya.

Maka dari itu, ia meletakkan jabatannya sebagai kepala hulubalang Kesultanan Kedah lalu ia pulang kembali ke negeri asalnya di Batubara, dijemput Abangnya bernama Abbas.

Setelah berada kembali di Batubara, ia mulai mengamalkan ilmunya untuk melakukan dakwah dengan mengisi pengajian yang ada di Batubara dan di daerah Serdang (sekarang Deli Serdang). Beliau dikenal masyarakat dengan panggilan Lebai Deraman.

Ketika berdakwah di daerah Serdang, ia mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang gadis Serdang bernama Maimunah. Sewaktu berada di Serdang, beliau mengatasnamakan alamatnya melalui kemenakannya mufti Ahmad Serdang. Dan waktu senggangnya, diisinya dengan “berkhalwat” di seberang sungai Serdang (sekarang Sungai Ular).

Pada masa Abdurrahman berdakwah dan menghidupkan pengajian di Batubara dan Serdang, sebagian besar muridnya saat itu adalah nelayan. Para muridnya ini melaporkan bahwa mereka sering diganggu oleh bajak laut yang bermukim di Pulau Jemur, sehinga mereka tidak aman mencari nafkah di Selat Melaka.

Mendengar laporan muridnya, Abdurrahman dan seorang kerabatnya bernama HM Zein berangkat membasmi para bajak laut tersebut dari dari Pantai Cermin, Serdang Bedagai.

Tuan Syekh Silau Laut selain berguru kepada Tuan Baqi dari Langkat, Kedah, Kelantan, dan Fathani, juga menuntut ilmu ke Makkah selama tujuh tahun. Di Makkah berguru kepada Syekh Daud Fathani, seorang ulama Tareqat Syattariah.

Seusai menimba ilmu di Mekkah, Tuan Syekh Silau Laut kembali ke Sumatera dan mengembangkan Tareqat Syattariah di daerah Silau Laut hingga wafat pada 2 Jumadil Awal 1360 H atau 28 Februari 1941, dalam usia 125 tahun.

Tuan Syekh Silau Laut dimakamkan di Desa Silau Laut. Di dekat makamnya terdapat makam sang istri bernama Hj Maryam dan dua anaknya yaitu Syekh Muhammad Ali dan Haji Abdul Latief.

Semasa hidupnya beliau adalah tokoh yang tidak hanya dihormati anggota jamaah Syattariah, namun para bangsawan Serdang maupun Asahan memberi perlakuan khusus terhadapnya.

Wujud dari perhatian para penguasa Asahan dan Serdang itu antara lain berupa pembuatan jalan menuju Kompleks Tareqat Syattariah pimpinan Syekh Silau Laut. Awalnya adalah jalan setapak yang dirintis oleh Sultan Asahan, yang kemudian diperlebar dan diperkeras atas bantuan Sultan Serdang.

Seorang pengagum Syekh Silau Laut yang berasal dari Kisaran, Sumatera Utara, Ahmad Fauzi, mengaku telah menyempatkan diri berziarah ke makam Syekh Silau Laut.

Dia bercerita bahwa Syekh Silau sangatlah berjasa dalam menyebarkan Islam di bumi Asahan maupun di beberapa negara di Asia. Kisah sejarah dan perjuangan beliau dalam berdakwah sangat banyak.

Tak tangguung-tanggung negara tetangga yaitu Thailand, Malaysia, dan negara lainnya sampai datang berziarah ke makam Syekh Silau Laut. Ini bertanda bahwa Syekh Silau Laut berpindah tempat dalam menebarkan dan mengajarkan Agama Islam.

Ustadz Abdul Somad juga mengapresiasi kisah perjalanan hidup ulama besar Asahan yang juga kakeknya tersebut. Ulama lulusan Mesir dan Maroko ini mengaku terharu saat membaca riwayat tersebut.

“Saya Abdul Somad binti Hj Rohana binti Siti Aminah binti Syekh Abdurrahman Silau (Syekh Silau Laut). Senang dan terharu membaca riwayat ini,” demikian tulisnya menanggapi riwayat hidup kakeknya tersebut. (rs1)

Minggu, 24 Desember 2017

Kredit?



البيع بالأجل / البيع المؤجل
Jual Beli Dengan Jangka Waktu.
Diterjemahkan Oleh: H. Abdul Somad, Lc., MA.
تاريخ الفتوى : 18 رجب 1426 الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعد:
فلقد أجاز مجمع الفقه الإسلامي البيع بالتقسيط في دورة مؤتمره السادس المنعقد في جدة 17شعبان 1410هـ الموافق 14مارس 1990م، وذلك في قراره رقم (53/2/6) بشأن البيع بالتقسيط وفيه: تجوز الزيادة في الثمن المؤجل عن الثمن الحال.... إلخ. انتهى .
Tanggal Fatwa: 18 Rajab 1426H
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw, keluarga dan para shahabatnya. Amma ba’du:
Majma’ al-Fiqh al-Islamy (Lembaga Fiqh Islam) membolehkan jual beli dengan tempo (jangka waktu/kredit), pada konferensi yang keenam yang dilaksanakan di Jeddah pada tanggal 17 Sya’ban 1410H bertepatan dengan 14 Maret 1990M. Dalam keputusan no. 53/2/6 tentang jual beli dengan tempo (jangka waktu). Fatwa dalam masalah ini: boleh tambahan pada harga dengan tempo (jangka waktu) terhadap harga kontan … dan seterusnya. Selesai.
Sumber: Fatawa asy-Syabakah al-Islamiyah, juz: 170, halaman: 250.

س 74: السيارات التي تباع عن طريق التقسيط يزاد في سعرها إذا اشتريتها عن طريق التقسيط بحيث إذا كان سعر السيارة "15 " ألف ريال نقدا تباع على إنسان بأكثر من هذه القيمة عن طريق التقسيط. هل هذا البيع ربا ؟
ج: البيع بالتقسيط لا حرج فيه، إذا كانت الآجال معلومة والأقساط معلومة، ولو كان البيع بالتقسيط أكثر ثمنا من البيع نقدا؛ لأن البائع والمشتري كلاهما ينتفعان بالتقسيط. فالبائع ينتفع بالزيادة والمشتري ينتفع بالمهلة.
وقد ثبت في الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها: "أن بريرة رضي الله عنها باعها أهلها بالتقسيط تسع سنوات، لكل سنة أربعون درهما" ، فدل ذلك على جواز بيع التقسيط، ولأنه بيع لا غرر فيه ولا ربا ولا جهالة، فكان جائزا كسائر البيوع الشرعية إذا كان المبيع في ملك البائع وحوزته حين البيع.
Pertanyaan no. 74. Mobil-mobil yang dijual dengan cara kredit, jika saya beli maka harganya bertambah. Jika harga kontan 15 ribu Riyal, maka dijual dengan harga lebih dari itu ketika dijual dengan cara kredit. Apakah ini riba?
Jawaban:
Jual beli kredit itu tidak ada keberatan di dalamnya (boleh), jika waktu dan tambahannya diketahui, meskipun harga kredit lebih mahal daripada kontan. Karena penjual dan pembeli sama-sama mendapat manfaat. Penjual mendapat manfaat tambahan harga dan pembeli mendapat manfaat tempo (jangka waktu).
Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim bahwa Barirah dijual oleh tuannya dengan cara kredit selama sembilan tahun, satu tahunnya 40 Dirham. Ini menunjukkan bolehnya jual beli kredit. Karena tidak ada unsur gharar (tidak pasti) di dalamnya, juga tidak ada riba dan jahalah (tidak jelas). Maka boleh, sama seperti jual beli lainnya, jika barang yang dijual itu hak milik si penjual dan berada dalam kekuasaannya saat transaksi jual beli berlangsung.
(Sumber: Majmu’ Fatawa Bin Baz, juz: 17, halaman: 196).


Kamis, 14 Desember 2017

Pemrograman Delphi 4. Aplikasi Pengolahan Transaksi Penjualan Barang

Pemrograman Delphi 4. Aplikasi Pengolahan Transaksi Penjualan Barang

Form Transaksi :

Koding Programnya adalah :


1.membuat koding pada edit1, sehingga apabila diinputkan no transaksi sistem akan mendeteksi data apakah ditemukan atau tidak, jika ditemukan maka seluruh data yang berhubungan dengan nomor transaksi tersebut akan ditampilkan adapun caranya adalah double klik Edit1, lalu ganti event dari change menjadi KeyPress pada properties dan ketikkan kodingnya sebagai berikut :

procedure TForm2.Edit1KeyPresbs(Sender: TObject; var Key: Char);
begin
if key=#13 then
begin
adoquery3.Close;
adoquery3.SQL.Clear;
adoquery3.SQL.Add('select * from penjualan where no_faktur = "'+ edit1.text +'"');
adoquery3.Open;
if not adoquery3.Eof then
begin
Sg.Visible:=false;
dbgrid1.Visible:=true;
DateTimePicker1.Date := adoquery3.fields[2].AsDateTime;
datasource3.dataset := adoquery3;
DBLookupComboBox1.DataSource:=datasource3;
DBLookupComboBox1.DataField:='id_pembeli';

adoquery2.Close;
adoquery2.SQL.Clear;
adoquery2.SQL.add('select * from pelanggan where id_pembeli="'+ adoquery3.Fields[1].AsString +'"');
adoquery2.Open;
if not adoquery2.Eof then
begin
datasource2.DataSet := adoquery2;
dbedit1.DataSource:=datasource2;
dbedit1.DataField:='NAMA';
Dbedit2.datasource:=datasource2;
dbedit2.DataField:='Alamat';
end;

adoquery4.Close;
adoquery4.SQL.Clear;
adoquery4.SQL.Add('select no_Faktur,kode_barang,harga,jumlah, (harga*jumlah) as total from djual where no_Faktur = "'+ edit1.text +'"');
adoquery4.Open;
datasource4.DataSet := adoquery4;
dbgrid1.DataSource := datasource4;

adoquery5.Close;
adoquery5.SQL.clear;
adoquery5.SQL.add('select sum(harga*jumlah) from djual where no_Faktur = "'+ edit1.text +'"');
adoquery5.Open;
edit4.Text := adoquery5.Fields[0].AsString;

button6.Visible:=true;
button7.Visible:=true;
dbedit3.Text:='';
dbedit4.Text:='';
edit2.Text:='';
edit3.Text :='';
DBLookupComboBox2.Enabled:=false;
dbedit3.Enabled:=false;
dbedit4.Enabled:=false;
end
else

begin
DBLookupComboBox1.Enabled:=true;
DBLookupComboBox2.Enabled:=true;
DBLookupComboBox1.SetFocus;
adoquery2.sql.clear;
adoquery2.SQL.Add('select * from pelanggan');
adoquery2.open;

datasource2.dataset := adoquery2;
DBLookupComboBox1.ListSource:=datasource2;
DBLookupComboBox1.ListField :='id_pembeli';
DBLookupComboBox1.KeyField:='id_pembeli';

adoquery1.sql.clear;
adoquery1.SQL.Add('select * from barang');
adoquery1.open;

datasource1.dataset := adoquery1;
DBLookupComboBox2.ListSource:=datasource1;
DBLookupComboBox2.KeyField:='kode_barang';

dbgrid1.Visible:=false;
sg.Visible:=true;

dbedit1.Text:='';
dbedit2.Text:='';
dbedit3.Text:='';
dbedit4.Text:='';
end;
end;
end;

3. Membuat koding pada tombol OK, double klik tombol OK lalu ketik koding berikut :

procedure TForm2.Button1Click(Sender: TObject);
var i,qty,tot:integer;
begin
sg.RowCount := sg.rowcount+1;
sg.cells[1,sg.RowCount-1]:=dblookupcombobox2.text;
sg.Cells[2,sg.RowCount-1]:=dbedit3.Text ;
sg.Cells[3,sg.rowcount-1]:=dbedit4.Text ;
Qty:=strtoint(edit2.Text);
sg.cells[4,sg.rowcount-1]:=edit2.text;
sg.Cells[5,sg.rowcount-1]:=edit3.Text;
tot:=0;
for i:=1 to sg.RowCount-1 do
begin
tot := tot + strtoint(sg.Cells[5,i]);
sg.Cells[0,i]:=inttostr(i);
end;
edit4.text := inttostr(tot);
end;

4. Membuat koding pada Edit2 untuk menghitung jumlah harga dari hasil perkalian harga barang x jumlah barang :

procedure TForm2.Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char);
var a,b,c,sisa:integer;
kodebrg:String;
begin
if key=#13 then
begin
if edit2.Text ='' then
begin
edit3.Text:='0';
edit2.SetFocus;
end
else
a:=strtoint(edit2.Text);
b:=strtoint(dbedit4.Text);
if a > adoquery1.Fields[3].AsInteger then
begin
Application.MessageBox('Data Tidak Mencukupi','Control',MB_ICONSTOP);
end
else
begin
C := a * b;
edit3.Text:=inttostr(c);
sisa := adoquery1.Fields[3].AsInteger - Strtoint(edit2.Text);
kodebrg:=dblookupcombobox2.text;
adoquery6.close;
adoquery6.sql.clear;
adoquery6.SQL.Add('update barang set stock="'+ inttostr(sisa) +'" where kode_barang="'+kodebrg+'"');
adoquery6.ExecSQL;
end;
end;
end;

5. Tambahkan tombol Hapus, lalu ketik program berikut untuk menghapus data :

procedure TForm2.Button7Click(Sender: TObject);
begin
adoquery3.Close;
adoquery3.SQL.Clear;
adoquery3.SQL.Add('delete from Penjualan where no_faktur = "'+ edit1.Text +'"');
adoquery3.ExecSQL;

adoquery4.Close;
adoquery4.SQL.Clear;
adoquery4.SQL.Add('delete from djual where no_faktur ="'+ edit1.Text +'"');
adoquery4.ExecSQL;

end;

Sabtu, 02 Desember 2017

INILAH PESAN MENGHARUKAN USTADZ ABDUL SOMAD KEPADA PUTRANYA

 

Anak ku …


Dulu engkau bukan apa-apa
Lalu Ia beri engkau telinga dan mata
Lengkap dengan akal sempurna
Supaya engkau menjadi hamba


Bila engkau lahir ke dunia
Engkau hanya membawa suara
Engkau dibesarkan ibu dan bapa
Kanak-kanak menginjak remaja
Duduk mengaji tegak bersahaja
Hormatkan guru sayangkan orang tua
Sunnah nabi jangan engkau lupa
Adat melayu dibawa serta


Bila berada jangan engkau bangga
Bila tiada jangan rasa hampa
Ujian iman pada semua
Sabar juga penawar duka


Bila sampai umur berumah tangga
Jangan engkau cari kerana kaya
Jangan pula susah merana
Jangan melampau di elok rupa
Jangan nan buruk bermuram durja
Cukup sekadar pelapang dada
Pandang senyumnya hilang dahaga


Bila Allah titipkan harta
Fakir dan miskin jangan lah lupa
Kerana semua akan binasa
Sedekah jua kekal selamanya


Bila hati sakit terasa
Jangan engkau balas dengan yang sama
Mengadulah hanya pada-Nya
Dalam munajat sholat dan untaian doa
Dia tak kan buat engkau sia-sia


Bila Allah titipkan anak lelaki dan wanita
Ajarlah berbudi bahasa
Tanamkan syari’at agama
Agar bersama aku dengan mereka
Di masa harta tak kan berguna
Anak menantu tiada berjasa
Amal shalih jua kan dibawa serta


Bila masa ku tiba
Engkau pandang aku melepas nyawa
Jangan engkau teteskan air mata
Bisikkan lah kalimat tauhid ‘azza wa jalla


Ustadz Abdul Somad عبد الصمد


Lirik Assalamu ‘alaika Ya Rosulallah (Roqqota Aina)

Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah
Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah
Yaa Rasulallah

Raqqat ‘ainaya shawqan, wa li Taibata tharafat ‘ishqan
Fa’ataytu ila habibi, fahda’ ya qalbu wa rifqan
Salli ‘ala Muhammad.

Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah
Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah.
Yaa Rasulallah

Qalbun bil Haqqi ta’allaq, wa bi ghari hira’a ta’allaq
Yabki yas’alu khaliqahu, fa’atahul wahyu fa’ashraq
Iqra’ iqra’ ya Muhammad.

Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah
Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah
Yaa Rasulallah

Ya Taibatu ji’tuki sabba, li rasoulillahi muhibba
Birrawdhati sakanat rouhi, wa jiwaril hadi Muhammad

Assalamu alayka ya Ya Rasool Allah
Assalamu alayka ya habibi Ya Nabiyya Allah
Yaa Rasulallah

Cara menginstal quick report di Delphi 7

Cara menginstal quick report di Delphi 7 ... Untuk membuat report atau laporan dari sebuah aplikasi database maka diperlukan suatu tool...